OPINION DAY #49
#PartisipatifOpinionDayAboutNggowes
Oleh : Suryo Wahono, Erwin K.Awan, Taufan Yanuar, Agung Ektika, Muhtarom
Bersepeda, bagi yang lahir di 80an dan 90 an bersepeda menjadi salah satu sarana transportasi utama untuk berpindah dari satu tujuan ke tujuan yang lain. Bersepada ke sekolah dan ke kantor menjadi pemandangan yang biasa. Saya sendiri hampir 6 tahun bersepeda selama menempuh jenjang SMP hinggga SMA karena itulah kemampuan terbaik saat itu di keluarga kami, sepeda Jengki biru RRT.
Seiring dengan masifnya globalisasi dan teknologi pada kendaraan bermotor di tahun 2000 an sepeda mulai ditinggalkan sebagai salah sarana transportasi utama dan belum menjadi pilihan dalam berolahraga. Namun saat ini bersepada sudah bukan menjadi sarana transportasi namun menjadi sarana olahraga dan di beberapa orang menjadi lifestyle.
Sejatinya bersepada adalah olahraga kardio yang membakar kalori sama bagusnya dengan berlari yang punya manfaat bagus buat kesehatan jantung jika dilakukan dengan benar. Kenapa mesti dengan benar?? Karena, tanpa pengetahuan yang tepat dalam berolahraga malah bisa membahayakan diri Anda sendiri. Bersepeda adalah tentang mengalahkan diri sendiri bukan untuk unjuk diri.
(Salam sepergowesan – Cak Suryo – SSG-339)
Saya termasuk lambat dalam menyukai bersepada. Namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kegiatan bersepeda yang mulai saya lakukan secara intens sejak tahun lalu ini ternyata menjadi kegiatan yang saya tunggu-tunggu setiap minggunya, di mana hari Sabtu dan Minggu menjadi hari wajib untuk bersepeda.
Ada kenikmatan yang sulit untuk digambarkan ketika bersepeda, dari merasakan sensasi endorphin yang muncul, menikmati pemandangan yang tidak bisa dinikmati secara total apabila mengendarai motor atau mobil, serta kebersamaan ketika bersepeda dengan teman dan handai tolan.
Walaupun saya pernah mengalami kecelakaan ditabrak dari belakang oleh motor yang melaju dengan kecepatan tinggi dan menyebabkan luka dalam yang butuh waktu berbulan-bulan bagi saya untuk pulih, namun tidak membuat motivasi saya surut untuk terus bersepeda. Karena bersepeda sudah menjadi kebutuhan.
(Cak Erwin – SSG-059)
Falsafah sepeda sama dengan belajar tentang sesuatu hal, kudu Fun, bisa dimana saja dan yang paling penting Menjaga Keseimbangan. Mulai dari keseimbangan sebagai Profesional, Makhluk Sosial, Keluarga dan Religiosity. Sehingga kita bisa menyesuaikan antara hal Komersial dan Personal Branding, serta kapan kita memberi manfaat tanpa pamrih, tanpa pengakuan personal Begitu halnya dengan naik sepeda harus bisa menyesuaikan Gear atau Percepatan agar tetap seimbang dan sehingga bisa tetap jalan atau keep moving. Ingat ilmu Supply Chain, need integrity all of stake holders to be sustained.
(Cak Agung – SSG-037)
Beberapa negara di Eropa dan Amerika banyak peningkatan aktivitas bersepeda. Mereka memilih bersepeda sebagai upaya untuk mencegah dan memutus rantai penyebaran penyakit Covid-19 yang bisa menyebar karena kerumunan massa di transportasi umum.
WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia juga merekomendasikan untuk senantiasa berolahraga misalnya dengan bersepeda dan berjalan tentunya dengan tetap memperhatikan aturan physical distancing.
Di Indonesia, setelah masa PSBB usai dan sekarang masuk dalam masa transisi, tren bersepeda mulai mencuat lagi. Jika sebelumnya jalanan sempat sepi akibat pandemi, saat ini banyak warga gowes.
Namun jangan lupa tetap mengikuti Protokol Kesehatan, mulai dari pakai masker, bawa hand sanitizer dan tetap jaga jarak, serta patuhi peraturan lalu lintas di jalan.
(Cak Taufan – SSG-007)
Ada petuah dari nenek moyang kita soal per-gowes-an. Orang lewat jalan raya, ambil di sisi kiri. Lihatlah dengan teliti nanti akan tahu dua aturan yang harus dipatuhi setiap mengendarai sepeda yaitu:
1. Aturan untuk kendaraan maupun orang yang lewat jalan raya ” Ambil sisi kiri jalan”
2. Jika naik sepeda dalam rombongan, sebisa mungkin pake gaya “urut kacang” (satu – satu kebelakang), jika jalan nya cukup lebar bisa berjajar tapi jangan lebih dari 2 orang
Kadangkala ada orang yang berjejer tiga bahkan empat, bahkan ada yang lima.
ITU LARANGAN KERASS!!!!
(Cak Taro – SSG-114)
Leave a Reply