OPINION DAY #53
Pagi ini perjalanan ke kota Jember berbeda dibanding saat melakukan perjalanan dengan rute yang sama pada waktu 40 hari yang lalu, yaitu tepatnya pada tanggal 11 Juni 2020. Kali ini sepanjang jalan banyak dipenuhi pesepeda baik yang bersepeda sendirian ataupun yang bersepeda bersama-sama dengan komunitas.
Memang semenjak masa PSBB usai dan mulai masuk masa transisi tren gowes mencuat kembali. Para pesepeda yang ditemui sepanjang perjalanan lumayan tertib yaitu selain mengenakan masker, mereka juga tertib dengan mengambil di sisi kiri jalan dengan urut satu persatu ke belakang, tidak ada yang berjajar 2 orang atau lebih.
Salah satu alasan boomingnya gowes tersebut adalah dari WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia yang merekomendasikan untuk senantiasa berolahraga misalnya dengan bersepeda dan berjalan demi meningkatkan imun agar tidak mudah terserang penyakit.
Apakah olahraga itu merupakan aktivitas yang sekedar mengeluarkan keringat? Misalnya aktivitas sehari-hari seperti mencuci pakaian dan menyapu rumah ataupun aktivitas jalan-jalan di mall?
Dari buku yang berjudul “Jalan Sehat dengan Sport Therapy” yang ditulis oleh dr. Michael Triangto, Sp.KO & dr. Meidimarjanti Husain, Sp.KFR, menyatakan bahwa olahraga bukan sekedar aktivitas fisik dengan mengerakkan tubuh dan mengeluarkan keringat.
Sehingga berbeda antara olahraga jalan kaki dengan jalan-jalan di mall meskipun dilakukan berjam-jam. Karena jalan kaki yang benar bertujuan meningkatkan denyut jantung yang dipertahankan setidaknya 30 menit, sehingga metabolisme tubuh terjaga. Selain itu dengan olahraga maka selain mengalirkan darah dan nutrisi juga melatih otot, meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi, jantung dan sesak nafas.
Jenis olahraga yang dapat meningkatkan derajat kesehatan adalah jenis olahraga aerobik, yaitu olahraga yang membutuhkan oksigen sebagai sumber utama, seperti jalan cepat, joging, lari, renang dan bersepeda jarak jauh.
Usaha pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan tersebut dapat dilakukan oleh semua orang namun harus dengan menggunakan takaran yang benar. Salah satu takaran adalah menyesuaikan usia dengan denyut jantung, cara sederhana denyut jantung maksimal adalah dengan formula 220 – usia.
Karena terdapat beberapa info orang yang sedang berolahraga termasuk bersepeda lalu meninggal dunia karena terkena serangan jantung.
Salah satunya adalah yang diberitakan pada hari Jumat (17/7), mantan wartawan Republika, Hadi Musthofa Djuraid yang saat ini menjabat sebagai Komisaris BUMN Pertagas meninggal karena serangan jantung saat bersepeda di Jalan M Yasin atau Akses UI, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis Kota Depok.
Semoga kita semua tetap sehat dan bugar.
Selamat berolahraga.
#OpinionDay
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Leave a Reply