OPINION DAY #33
Oleh : Taufan Yanuar (SSG-007)
Saat rapat rutin mingguan, Divisi Purchasing dari Departemen SCM sebagai pintu gerbang awal dari Perusahaan mengungkapkan bahwa diperkirakan beberapa hari kedepan akan terjadi problem di lantai Produksi dikarenakan terdapat beberapa komponen bahan baku yang masih belum datang.
Hal tersebut dikarenakan dampak dari supplier di China yang setelah masuk 1 hari dari libur imlek, lalu diinstruksikan lagi oleh pemerintah setempat agar tutup kembali. Bahkan Presiden China Xi Jinping mengatakan tidak ada PHK massal karena wabah virus corona. Para karyawan, tetap bekerja hanya saja dilakukan dari rumah masing-masing hingga 10 hari ke depan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, saat ini Indonesia masih menggantungkan 60% pasokan bahan bakunya pada China. Untuk industri otomotif disebutkan hampir 70% bahan baku industri masih diimpor, salah satunya dari China. Dimana Wuhan merupakan daerah produsen onderdil atau suku cadang kendaraan bermotor. Bahkan untuk kebutuhan bahan baku produksi farmasi di Indonesia ketergantungan pasokan impor bahkan mencapai 90%.
Banyak impor dari China dikarenanakan bahan baku dari China memiliki keunggulan kompetitif dan komperatifnya .
Dengan mandeknya impor bahan baku tersebut menjadi peluang bagi Indonesia meningkatkan bahan baku industri dalam negeri sekaligus dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap China.
Selain mencari jalan keluar dengan mencari sumber bahan baku dari negara lain, misalnya dari India, Korea, Jepang dan Eropa Timur, kita juga harus mulai menerapkan dan meningkatkan utilisasi konsumsi daripada bahan baku dalam negeri maka hal ini dapat memberikan kesempatan untuk industri dalam negeri.
Memang virus yang ada bukanlah faktor langsung pendorong di balik kerugian yang dialami. Tapi bagaimana sikap dari konsumen, bisnis, dan pemerintah dalam merespon wabah tersebutlah yang memiliki peran paling besar.
Orang-orang cenderung akan tinggal di rumah selama wabah untuk menghindari sakit, mencegah mereka untuk bepergian, belanja, ataupun bekerja. Perusahaan-perusahaan dan pemerintah pun menutup toko dan pabrik, membatasi produksi.
Sehingga virus Corona ini berdampak pada pasokan bahan baku industri di Indonesia. Bahan baku industri menjadi hilang, atau setidaknya membuat biaya pengiriman menjadi lebih mahal. Ekononi akan sangat rentan jika terlalu bergantung pada faktor ketidakpastian dari supply chain dan pasar.
Terlebih bagi perusahaan yang mengandalkan single vendor atau single supplier di Divisi Purchasing. Terdapat 5 strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut:
- Multi Supplier
- Single Supplier
- Vertical Integration
- Kairetsu Network Virtual Company
Memang single vendor memiliki keuntungan dan kekurangan. Keuntungan single-vendor adalah sebagai berikut :
- Secara logistik, lebih mudah berurusan dengan hanya satu vendor.
- Saat ada masalah dalam suatu lingkungan multi-vendor, ada kemungkinan setiap vendor akan menyalahkan produk dari vendor lain. Pendekatan single-vendor menghilangkan saling tuduh seperti ini.
- Mengurangi biaya support dan training.
- Lebih hemat biaya, menghabiskan lebih banyak uang untuk satu vendor berrati mendapatkan diskon besar.
- Melangsingkan manajemen jaringan.
- Mengurangi upaya pengadaan.
Sedangkan kerugian single-vendor adalah:
- Hilangnya kemampuan berbelanja dengan kesepakatan terbaik, karena terpaksa mengikuti ketentuan vendor tunggal.
- Kurang kekuatan untuk menegosiasikan harga yang lebih rendah.
- Hilangkan kepekaan terhadap teknologi baru di pasar.
- Resiko besar bagi organisasi, jika support habis, terdapat bug pada produk, atau akibat dari kebijakan politik terhadap vendor.
- Dapat dipaksa meng-upgrade produk sesuai dengan jadwal vendor, bukan sesuai kebutuhan organisasi sendiri.
Strategi lain adalah Divisi Purchasing bisa mengaplikasikan strategi multi-vendor. Beberapa kelebihan dari multi-vendor, adalah sebagai berikut :
- Kebebasan memilih. Strategi jaringan multi-vendor memberikan wewenang kepada organisasi untuk memilih sehingga memungkinkan terjadinya evolusi dan inovasi terbaik, memunculkan persaingan kualitas dan harga yang pada akhirnya akan menguntungkan pelanggan.
- Mendapatkan produk terbaik sesuai dengan kebutuhan organisasi. Vendor tertentu biasanya mempunyai kelebihan pada suatu sisi namun lemah pada sisi lain. Tersedianya banyak vendor, dengan berbagai kualifikasi.
- Fleksibel terhadap perkembangan Inovasi. perusahaan akan mampu mengadopsi solusi-solusi baru, sesuai dengan pertumbuhan dan kebutuhan bisnisnya. Vendor juga harus terus berinovasi dan berkompetisi, menghasilkan solusi dengan kinerja lebih tinggi namun biaya lebih rendah.
- Mengurangi biaya dan resiko. Karena banyak pilihan, persaingan antar vendor semakin ketat, harga kemungkinan besar akan semakin rendah.
- Tidak begitu terpengaruh oleh ketidakstabilan vendor
Sumber :
Leave a Reply