Minat Baca & Budaya Literasi

OPINION DAY #17

Oleh Taufan Yanuar (SSG-007)

Menurut data dari UNESCO minat baca di Indonesia masih rendah, yaitu persentase minat baca anak di Indonesia hanya 0,01 persen atau dari 10.000 anak Indonesia, hanya satu orang saja yang senang membaca. Padahal idealnya seharusnya satu buku itu hanya untuk dibaca dua orang saja.

Bahkan berdasarkan data dari Most Littered Nation In the World, studi untuk mencari tahu seberapa tinggi minat baca negara-negara di dunia yang dilakukan oleh Central Connecticut State University (CCSU) pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara tentang minat membaca.

Dua data diatas rasanya sirna jika kita melihat perhelatan Big Bad Wolf 2019, di Surabaya diadakan di JX International Expo. Tahun ini membawa 100 kontainer yaitu sekira 5,5 juta buku. Dan saat kita masuk ke dalam gedung selalu ramai, untuk masuk ke gedung dan parkir saja antri mengular.

Big Bad Wolf Book pertama kali dimulai di Malaysia pada tahun 2009, yang diprakarsai Andrew Yap dan Jacqueline Ng. Sebelum berubah menjadi BBW, sebelumnya mereka berdua membentuk “BookXcess” pada tahun 2006.

Andrew Yap dan Jacqueline Ng adalah sepasang suami istri asal Malaysia. Bazar pertama tersebut berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan buku yang mereka jual mulai harga 3 Ringgit Malaysia. Big Bad Wolf merupakan sosok jahat dalam dongeng Little Red Ridding Hood.

Yap dan Ng mendapatkan buku-buku dari pusat penjualan buku murah dari berbagai negara. Sebagian besar buku memang merupakan stok lama, namun tetap dalam kondisi baru. Buku-buku yang dijual didiskon 60% hingga 80%.

Sebelum di Surabaya, Big Bad Wolf  telah menyambangi beberapa kota di Indonesia yaitu, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Medan. Tidak hanya di Indonesia, BBW juga diselenggarakan di negara lain, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand, Pakistan, Myanmar, Korea Selatan, Dubai, Arab Saudi dan Sri Lanka.

Jika dilihat dari sudut pandang SCM (Supply Chain management), perlu usaha yang optimal untuk mengadakan acara ini. Mulai dari pengadaan, penyimpanan (storage), pengiriman, administrasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi.

Big Bad Wolf Book Sale memang bazaar buku dengan konsep warehouse sales selalu ramai pengunjung dan pembeli. Salah satu kunci sukses dari acara ini adalah tentunya dari Divisi Storage, yang setidaknya mempunyai 3 tugas, yaitu Top up, Sorter dan Spotting. Sehingga buku yang berada di island (meja pameran) selalu terisi setelah diborong.

Tanpa adanya SCM yang baik, maka acara BBW tidak akan berjalan dengan sukses dan lancar

Semoga acara BBW dan acara pameran buku serupa tidak hanya menjadi sekadar aktivitas niaga, namun juga dapat membangun budaya literasi dan sekaligus dapat menjawab tantangan dari rendahnya minat baca orang Indonesia.

Hal ini juga sejalan dengan visi & misi IPOMS & SSG, yaitu agar semua Anggota dan Pengurus IPOMS Chapter Surabaya meningkatkan budaya literasi, tidak hanya dimana literasi tidak hanya sebatas aktivitas membaca, namun juga menulis dan berbicara untuk memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

http://www.taufanyanuar.com/2019/10/big-bad-wolf.html

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*