OPINION DAY #16
Oleh Taufan Yanuar (SSG-007)
Rabu pagi saat cek di aplikasi tiket online untuk jadwal bioskop, ternyata 4 jadwal untuk tayang malam dari 2 bioskop di Sidoarjo untuk tayangan perdana Joker hari Rabu tanggal 2 Oktober 2019 sudah hampir full, hanya menyisakan baris depan saja. Memang film semesta DC yang menceritakan Joker, musuh bebuyutan Batman banyak yang menanti.
Terlebih saat film Joker tersebut yang tayang perdana tanggal 31 Agustus 2019 lalu di Venice Film festival, mendapatkan sambutan hangat dari para penonton dan kritikus film, seperti mendapatkan standing ovation selama 8 menit dan ragam pujian dari kritikus film.
Coba bayangkan jika tidak ada aplikasi tiket online tersebut. Seperti dulu. Dimana sebelumnya jika ingin beli tiket untuk nonton di bioskop, maka kita harus antri di kasir. Terlebih jika yang ditonton adalah film box office, maka akan muncul antrian panjang. Itu pun belum tentu mendapatkan tiket. Jika pun mendapatkan tiket belum tentu bangku dan jam main sesuai yang kita hendaki.
Berdasarkan data jumlah penonton film di bioskop mengalami peningkatan sejak tahun 2015 hingga 2019, yaitu :
Tahun 2015 = 16.2 juta
Tahun 2016 = 37.2 juta
Tahun 2017 = 42.7 juta
Tahun 2018 = 52 juta
Pada tahun 2019 ini Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menargetkan jumlah penonton film bioskop di Indonesia dapat meningkat dan naik 15,4% dari tahun 2018 lalu, yaitu dapat mencapai 60 juta penonton.
Dari segi jumlah penonton untuk penikmat film dalam negeri juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data, di tahun 2017 menunjukkan iklim investasi pada industri bioskop di Tanah Air akan sangat kondusif, sehingga 5 hingga 10 tahun mendatang bioskop bakal menjadi bisnis yang penting. Hal ini bisa dilihat dari persentase porsi film lokal dari total tiket terjual sebagai berikut :
Tahun 2014 = 7,4%
Tahun 2015 = 10,3%
Tahun 2016 = 33,5%
Tahun 2017 = 34,5%.
Potensi yang cukup besar di sektor hiburan khususnya film layar lebar di Indonesia membuat banyak inovasi yang gencar dilakukan. Beberapa aplikasi pembelian tiket secara online misalnya CGV ID, Cinema 21, Cinemaxx, Go-Tix, Tix ID, Book My Show & Traveloka.
Setelah kita menyelesaikan transaksi, kita kemudian mendapatkan kode booking yang bisa kita print di kasir atau jika kita menggunakan aplikasi M-Tix, kita bisa mencetak tiket fisik sendiri di mesin cetak tiket elektronik cukup mengetikkan nomor telepon dan kode booking atau scan barcode.
Grab pun yang mengambil inovasi dalam permasalahan pembelian tiket bioskop. Grab menawarkan solusi serta kemudahan untuk menjawab permasalahan calon penonton seperti memilih bioskop di website pemesanan tiket pun masih kerap ditemui tersebut. Sehingga kita sebagai konsumen akan lebih mudah dari mulai mencari, membandingkan harga dan membeli tiket nonton dari beberapa jaringan bioskop nasional dari aplikasi.
Data dari salah satu aplikasi tiket online, BookMyShow mengatakan rata-rata menjual 20 juta tiket dalam sebulan.
Aplikasi pembelian tiket secara online merupakan solusi yang tepat sebagai jawaban permasalahan antrian dalam pembelian tiket, jadwal film dan bangku favorit. Sehingga sangat menguntungkan bagi para penikmat film.
Sehingga sudah seharusnya memang kita berkerja dan berbasis internet. Kita tahu dan menyadari masyarakat saat ini setiap harinya terkoneksi dengan internet, berkomunikasi melalui internet, bercanda diinternet bahkan cari jodoh juga diinternet.
Selesai kah inovasi yang harus dilakukan dalam industri film dan bioskop dalam dunia serba digital sekarang?
Karena makin banyaknya media untuk menonton film yang dapat dipilih melalui berbagai medium layanan streaming daring. Misalnya Netflix, Hooq, iFlix, dan Prime Video sehingga membuat masyarakat mudah dalam mengakses film.
Leave a Reply