OPINION DAY #41
Oleh : Anang Fahmi Syarif
Pengusaha Logistik di Indonesia bahkan hampir di seluruh dunia bukan saja dihadapkan dengan bagaimana bertahan di kondisi perekonomian global dan pengaruh COVID-19 saat ini atau bahkan momen setelah COVID-19 sudah mereda (tetapi akan ada issue lain lagi yang bisa muncul). Secara umum, market dan perekonomian secara global akan butuh energi untuk bergairah dan pulih kembali, tetapi dengan selang waktu outbreak saat ini, jelas akan merubah banyak hal baik di gaya hidup, kapasitas daya beli, baik di level pasar tradisional sampai modern serta di manufaktur.
Pengalaman berbicara, dunia selalu memiliki cara dalam seleksi alam bagi para pemenang, termasuk para pebisnis di bidang logistik, memasuki masa-masa saat ini baik ketika situasi buruk terjadi, namun juga trend apa yang akan datang setelahnya.
Banyak hal yang para pengusaha logistik perlu lakukan, antara lain :
1. CASH, upayakan kondisi kas (cash-on-hand) bisnis Anda minimal untuk 12 bulan ke depan. Kita bisa mempelajari bahwa hampir semua bisnis yang tutup atau bergejolak biasanya karena cadangan kas habis, karena uang itu darah buat operasional bisnis Anda.
2. Analisa dan buat perubahan di perencanaan bisnis (Business Plan Re-Engineering) serta perencanaan ulang Market & Financial Forecast yang berkelanjutan sampai dengan minimal 12 bulan kedepan. Anda perlu membuat pemetaan mitigasi dari dampak kondisi yang sedang terjadi (ekonomi, momen bulanan dan COVID-19) kepada bisnis Anda termasuk biaya pengeluaran / operasional, cadangan kas, target pemasukan / penjualan dan kalau perlu skema permodalan yang sedang dan akan bisnis Anda lakukan.
3. Anda sebagai pemilik bisnis, ajaklah tim Anda untuk melakukan peningkatan valuasi atau bahkan melakukan PIVOT. Anda bisa mempelajari dari market anda di masa VUCA ini. Apakah jenis produk dan layanan logistik Anda yang akan mudah ditinggalkan para pelanggan, atau anda telah menangkap peluang baru yang tersedia di balik era sulit ini? Anda dan Tim harus bisa bekerjasama dan berpikir keras untuk melakukan hal tersebut. Anda bisa menggunakan apa yang anda lakukan dan pelajari di masa resesi dan COVID-19 ini untuk berpindah ke produk, sektor, jenis layanan logistik atau business model baru bila memungkinkan.
4. Tekan Biaya Operasional (Operational Cost Thrifty). Tim Anda harus benar-benar melakukan perubahan strategi operasioanl dari cara-cara sebelumnya. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah menunda belanja modal (Capex) atau mencari alternative kepada konsep sewa atau per job (OPEX), menurunkan biaya operasional, dan yang ujungnya adalah kepada menurunkan Unit Cost (HPP). Anda bahkan perlu menghapus biaya yang tidak berhubungan langsung dengan penjualan.
5. Bagi para pemilik bisnis logistik ini memang menjadi dilema, yaitu adalah menunda kenaikan upah, pemberian bonus dan THR. Kondisi saat ini sedang sulit dan kita mesti bertahan, bukan saatnya di zona nyaman walau itu adalah hak dari para karyawan.
6. Di bidang pemasaran dan penjualan yang bisa Anda lakukan dalah menurunkan biaya pemasaran dan optimasi strategi Anda untuk mendapatkan pelanggan (costumer acquisition cost / CAC) dengan biaya seminimal mungkin dan Life Time Value lebih tinggi. Karena sekarang sudah mulai viral Teleconference, Anda perlu mempertimbangkan pembahasan melalui teknologi yang sudah banyak di pasaran.
7. Lakukan negosiasi ulang dengan vendor dan supplier tentang perpanjangan pembayaran tagihan atau pengembalian inventori yang tidak terpakai. Kaji ulang model kerjasama dengan para vendor, gunakan media online seperti marketplace logistik yang sudah banyak untuk mendapatkan vendor dengan harga yang bisa mendukung pola pembayaran yang menarik.
8. Lakukan ini jika perlu, FUNDING. Pertimbangkan untuk mencari investasi atau pemodalan baru. Bila anda punya sumber pendanaan (investor) yang potensial, segera ambil. Anda butuh cash-nya. Khususnya bila usaha anda justru mengalami peningkatan di masa wabah dan dapat menciptakan keberlanjutan peningkatan tersebut pada pasca-wabah, ini saat yang tepat untuk melakukan funding.
9. Anda perlu mengkaji ulang terhadap proses rekrutment karyawan atau bahkan menghentikan rekrutmen terutama pada bagian yang tidak berhubungan langsung dengan pertumbuhan pemasaran dan penjualan (profit center).
Anang Fahmi
IPOMS SSG
Keren